Minggu, 30 Januari 2011

Kurikulum MADINAH DU


L
iburan semester ganjil yang berakhir pada tanggal 09 Januari 2011 menandai dimulainya semester genap TP.2010-2011. Pada tanggal itu juga, Madrasah Diniyyah (Madinah) Darul ‘Ulum mengadakan gebrakan baru dengan pergantian kurikulum lama dengan kurikulum berbasis sorogan (KBS).
Setelah memperhitungkan berbagai pertimbangan dan juga proses yang cukup rumit, maka ditetapkan bahwa KBS diberlakukan per Januari 2011. Perbedaan yang paling menonjol adalah waktu tahun ajaran baru. Dimana kurikulum sebelumnya dimulai pada pertengahan tahun (bulan Juni). Selain itu pengurangan jumlah mata pelajaran menjadikan perbedaan itu semakin mencolok.

D

alam tahap pembentukan KBS, dimulai dengan mengadakan ujian komprehensif pada semua jenjang pendidikan Madinah. Ujian tersebut menggantikan ujian semester ganjil dengan tujuan mengetahui kemampuan santri terhadap pemahaman mata pelajaran yang telah dipelajari selama satu semester. Konsekuensinya, santri yang hasil ujiannya tidak memenuhi SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum) akan dimasukkan ke dalam kelas khusus. Pelaksanaan ujian Komprehensif juga berbeda dengan ujian semester karena telah dibentuk PanSus (Panitia khusus) yang mengawasi jalannya ujian secara ketat.
foto: suasana Ujian Komprehensif di aula

T
ak ayal hal ini membuat banyak santri kuatir dalam menghadapi ujian tersebut. Lebih-lebih santri baru. Menurut Ust. Irvan Amrulloh “pengawasan ujian (komprehensif) ini  diperketat tidak lain bertujuan untuk benar-benar mengetahui tingkat pemahaman santri, sehingga kami bisa menentukan jenjang pendidikan yang sesuai dengan kemampuan mereka”.
S
istem yang diaplikasikan dalam KBS untuk tingkat Ibtidaiyyah dimulai dari kelas Isti’dadi-yah untuk santri baru yang ditempuh selama satu semester dan berakhir di kelas III Tsanawiyah. Sedangkan materi yang diberikan diantaranya adalah Mabadi Fiqh, Fasholatan, ‘Awamil Jawan, Fathur Rohman, Nahwu Jawan dan Tashrif untuk tingkat ibtida’iyyah dengan penerapan Qiraati untuk pembelajaran Al-Qur’an. Tingkat Tsanawiyah diberikan materi meliputi Jurumiyyah, Tashrif lanjutan, Muhtashor Jiddan, Maqshud, F. Qorib, ‘Imrithi dan Qowa’idus Shorfiyyah.
Disamping materi utama juga diberikan materi sorogan yang meliputi sorogan kitab Safinatun Najah, Qothrul Ghoys, Sulam Munajat, Duror Bahiyyah, Riyadlul Badi’ah, Sulam Taufiq dan Taqrib.

“Pengurangan materi diharapkan dapat menjadikan santri lebih fokus terhadap mata pelajaran. Karena selama ini terlalu banyak mata pelajaran yang harus dikuasai oleh santri” ujar Mudir Diniyyah. Namun kenyataannya hanya beberapa materi saja yang dipahami. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang dicapai pada ujian Komprehensif. Banyak santri yang tidak memenuhi SKBM yang telah ditetapkan.
Dapat disimpulkan bahwa KBS mengutamakan penguasaan terhadap sedikit materi daripada banyak materi tetapi hanya dipahami setengah-setengah atau bahkan tidak sama sekali. (Diambil dari recycle bin marak)